Wednesday, February 13, 2008

PDB tumbuh, manufaktur terpuruk & hasil tambang diisap

Analisis Ekonomi
PDB tumbuh, manufaktur terpuruk & hasil tambang diisap


Oleh: Kwik Kian Gie


Produk domestik bruto (PDB) Indonesia tumbuh 5,1% pada 2004, 5,6% tahun lalu, dan mungkin 5,5% tahun ini. PDB yang tumbuh belum mengatakan banyak kalau kita tidak mampu melihat lebih dalam lagi bagaimana kualitas pertumbuhan PDB tersebut.

Dalam tulisan ini saya menelaah kualitas pertumbuhan PDB dari beberapa indikator ekonomi lainnya. Semua data dan angka dalam tulisan ini diambil dari buku Makroekonomi Indonesia yang diterbitkan oleh Lembaga Penelitian Ekonomi, Institut Bisnis dan Informatika Indonesia (IBII), Jakarta.

PDB sudah tumbuh dan memang akan tumbuh terus. Tetapi bila untuk periode yang sama pertumbuhan PDB dipersandingkan dengan laju inflasi, pertumbuhan inflasi lebih cepat dari pertumbuhan PDB.

Implikasinya, daya beli yang diakibatkan oleh meningkatnya PDB sedikit banyak tergerogoti oleh inflasi. Boleh dikatakan PDB yang tumbuh tidak seberapa atau begitu ekonomi bergairah sedikit saja, langsung terjadi pemanasan ekonomi, sehingga inflasinya lebih tinggi dari pertumbuhan PDB-nya sendiri.
.

Tabel 1 Kontribusi Lapangan Usaha Pada PDB (dalam %)
TahunManufaktur nonmigasPerdagangan-hotel-restoranPertanian
200324,116,515
200424,216,214,6
200523,215,813,4
Sem I 200622,91513,4

Tabel 3 Pertumbuhan Industri Manufaktur dan Pertumbuhan PDB (dalam %)
TahunPertumbuhan manufakturPertumbuhan PDB
20035,34,7
20046,45,1
20054,65,6
20063,15,2

Tabel 2 Pertumbuhan industri manufaktur (dalam %)
TahunSem. I '05Sem. II ,05Sem. I '06Sem. II '06Perkiraan '06
Pertumbuhan6,94,93,63,43,1

Tabel 4 Sektor Pertambangan dan Penggalian
TahunKontribusi dalam PDB (%)Pertumbuhan kontribusinya
20038,2-1,4
20048,6-4,5
200510,41,6
Sem. I 200610,34,5

Pada 2004, pertumbuhan PDB sebesar 5,1%, sementara inflasi sekitar 6,4%. Tahun lalu, pertumbuhan PDB sebesar 5,6%, sementara inflasi 17,1%.

Angka inflasi kumulatif selama semester I/2006 sebesar 3%. Inflasi pada semester II/2006 diperkirakan lebih tinggi dari 3%, karena ada perayaan IdulFitri, Natal, dan Tahun Baru. Dengan demikian, untuk 2006 pertumbuhan PDB yang diperkirakan 5,5% juga akan lebih kecil dari inflasi yang diperkirakan 7%.

PDB adalah produksi barang dan jasa oleh seluruh bangsa dijumlahkan ke dalam satu angka.

Kalau dikelompokkan ke dalam sektor riil secara logis guna memperoleh gambaran yang mendalam, kita dapat mengenali sektor mana yang merupakan penopang utama bagi pembentukan PDB.

Seperti yang diperlihatkan oleh angka-angka berikut, sektor itu adalah industri manufaktur nonmigas.

Sektor industri manufaktur, terutama industri manufaktur nonmigas, mempunyai peranan terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya (Tabel 1).

Jelas sekali betapa pentingnya sektor industri manufaktur dalam pembentukan PDB. Pertumbuhan sektor yang demikian penting ini merosot terus.

Angka-angka pertumbuhan sektor industri manufaktur yang sudah disetahunkan (Tabel 2).

Dibandingkan dengan pertumbuhan PDB, merosotnya pertumbuhan industri manufaktur sudah menjadikan pertumbuhannya lebih kecil daripada pertumbuhan PDB-nya sendiri (Tabel 3).

Sejak 2005 hingga sekarang, pertumbuhan industri manufaktur merosot menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan PDB. Perkembangan industri manufaktur terpuruk.

Jadi, kualitas pertumbuhan PDB buruk, tidak solid atau boleh dikatakan rapuh. Hal ini karena: Pertama, persentase pertumbuhannya sangat lambat, bahkan lebih lambat dari inflasi.

Kedua, sektor penopang utama, yaitu manufaktur, perannya merosot, dari 24,2% pada 2004 menjadi 22,9% pada semester I/2006, serta pertumbuhannya menurun drastis dari 6,4% pada 2004 menjadi 3,1% pada semester I/2006. Ketiga, sejak 2005 pertumbuhannya lebih lambat dari pertumbuhan PDB.

Pertanyaannya, apa arti semua ini? Pertama, ke depan semakin sulit mengharapkan sektor manufaktur sebagai pendorong pertumbuhan. Padahal, industri manufaktur secara kualitatif sangat penting, karena ia memberi kontribusi nilai tambah yang relatif tinggi terhadap PDB dan menyerap tenaga kerja formal yang terbesar.

Kedua, pertumbuhan industri manufaktur yang menurun juga memprihatinkan, karena menunjukkan kadar industrialisasi yang menurun (de-industrialisasi).

Pertambangan

Kalau PDB masih tumbuh, sedangkan sektor penyumbang terpenting merosot, pendorong pertumbuhan diambilalih oleh sektor lain. Sektor apakah itu?

Angka statistik menunjukkan bahwa sektor yang meningkat kontribusi dan pertumbuhannya pada 2006 adalah sektor pertambangan dan penggalian (Tabel 4).

Kita mengetahui betapa besarnya peran investor asing di bidang pertambangan. Hasil tambang yang dikeluarkan dari bumi Indonesia oleh investor asing merupakan milik mereka. Indonesia kebagian pajak dan royalti.

Tetapi dalam statistik dicatat sebagai produksi Indonesia yang berkontribusi menaikkan PDB. Mineral yang mahal harganya itu diangkut ke luar negeri, tetapi statistik mencatatnya sebagai ekspor.

Jadi, pengisapan mineral kita yang harganya mahal ketika diambil, dicatat sebagai produksi Indonesia, dan saat diangkut oleh orang asing dicatat sebagai ekspor.

Maka angka ekspor untuk hasil tambang pada 2005 meningkat sangat drastis. Ekspor barang tambang naik sebesar 68,7%, terutama tembaga + 83,6%, batu bara + 57,9%, dan lainnya + 72,2%.

URL Source: http://www.bisnis.com/servlet/page?_pageid=127&_dad=portal30&_schema=PORTAL

http://unisosdem.org/ekopol_detail.php?aid=7115&coid=2&caid=19
Kwik Kian Gie

Mantan Menneg PPN/Kepala Bappenas

No comments: