Wednesday, February 13, 2008

Mental Budak


ANALISA KWIK KIAN GIE

Mental Budak



KEPENTINGAN ExxonMobil (EM) telah makan banyak korban. Mula-mula Baihaki Hakim diganti dengan Ariffi Nawawi. Ariffi segera memberi pernyataan supaya jangan sok nasionalis sempit, karena bakalan rugi sendiri. Jelas sekali yang dimaksud jangan anti EM. Tetapi entah terkena skandal apa, dia segera diganti dengan Widya Purnama. Ternyata Widya Purnama keras terhadap EM. Segera saja berembus rumor bahwa dia akan diganti. Bersamaan dengan itu diberitakan juga betapa semua jenjang pemerintah AS melakukan tekanan-tekanan pada Presiden.

Akhirnya Widya Purnama diganti oleh Ari Sumarno. Segera saja semua media menduga bahwa pergantian ini ada hubungannya dengan EM. Dan segera saja dikabarkan bahwa Ari Sumarno sikapnya lunak terhadap EM. Seperti biasanya ada sekelompok ekonom dan teknokrat yang segera menyambut dengan kekuatan besar mendukung supaya EM diberikan perpanjangan atas dasar “win-win solution”. Ini istilah lain untuk mengatakan supaya EM dituruti semua yang dikehendakinya.

Memang argumentasinya banyak yang dikemukakan panjang lebar mengapa eksploitasi melibatkan EM dengan porsi besar sangat penting dan bermanfaat buat Indonesia.

Yang menarik jawabnya terhadap satu pertanyaan mendasar, yaitu : Mengapa tidak dikerjakan sepenuhnya oleh Pertamina? Jawabnya juga sangat sederhana, jelas dan tegas, yaitu: Karena Pertamina dan bangsa Indonesia tidak mampu mengerjakannya sendiri.

Dari satu kalimat ini berarti bahwa setelah 60 tahun merdeka tidak ada orang Indonesia yang mampu mengeksploitasi Blok Cepu. Buat saya hanya ada dua kemungkinan: Semuanya itu sudah disuap oleh EM atau semuanya itu mentalnya masih mental inlander, mental yang mintanya dijajah oleh orang asing. Lain tidak ada. Semua argumentasi adalah gombal. Coba bayangkan: bangsa yang dikaruniai dengan minyak yang melimpah, telah 60 tahun merdeka, dibekali dengan pandangan hidup yang dalam dan luas oleh para pendiri bangsanya, elitnya diberi kesempatan menuntut ilmu di mana saja, telah mempunyai ribuan doktor dalam segala bidang dari perguruan tinggi sangat baik di seluruh penjuru dunia, sekarang ini hanya 8 persen dari minyaknya dieksploitasi oleh bangsanya sendiri.

Sudah begitu, tidak pernah ada visi menjadikan Pertamina perusahaan berskala dunia. Walaupun sangat terlambat ada Baihaki Hakim yang punya visi seperti itu, dan dia bukan pemimpi, karena pernah menjabat 13 tahun sebagai pimpinan Caltex. Orang ini justru dipecat, yang mungkin karena visinya itu.

Satu fakta yang tidak terbantahkan. Mengapa EM begitu ngotot kalau tidak melihat laba yang sangat besar? Kalau Blok Cepu dieksploitir oleh Pertamina sendiri, seluruh laba dari Blok Cepu jatuh ke tangan bangsa Indonesia. Maka dari segi hitung-hitungan gombal kalau EM memberikan win-win. Saking kepepetnya lalu mengatakan hal yang sangat hina dina, yaitu bangsa Indonesia tidak mampu, titik. Ini dikatakan oleh elit bangsa sendiri dengan gaya yang gagah, yang sok intelek, tetapi sebenarnya yang dikatakan itu jelas sebuah demonstrasi tentang jiwa budaknya!

Mari kita saksikan sampai seberapa jauh Ari Sumarno akan menempatkan dirinya dalam hubungannya dengan EM?

Kepada DPR, pakailah hak angketmu untuk mengetahui apa saja tentang minyak, kekayaan mineral sangat mahal bangsa kita, apakah dibuat main-main atau tidak? Jangan hanya kenaikan pendapatan terus saja yang dipikiri. Kenaikan pendapatan yang lebih besar lagi masih menguntungkan seluruh bangsa, kalau saja anda menjalankan fungsi anda sebagaimana mestinya, terutama di negara yang maling-maling dan budak-budaknya begini banyak!
http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat2&id=73

No comments: