Wednesday, February 13, 2008

Aku Akan Tetap Mengkritik

KWIK KIAN GIE
Aku Akan Tetap Mengkritik

WAPRES Jusuf Kalla mengkritik beberapa pengkritik kebijakan pemerintah. Katanya, beberapa pengkritik itu pernah duduk dalam eksekutif dengan pangkat yang tinggi dan kekuasaan yang besar. Ketika itu tidak berbuat apa-apa, tetapi sekarang hal-hal yang tidak dilakukannya itu dijadikan obyek mengkritik. Siapa yang dimaksud oleh Wapres tidak disebut namanya. Beliau hanya mengatakan “saya tahu persis siapa semua.”

Saya tentunya tidak bisa membaca apakah dalam pikiran Wapres saya termasuk kelompok pengkritik itu. Namun buat saya yang penting bukan menuding orang plin plan atau tidak, tetapi mari kita berbicara tentang substansi.

Mengapa harga BBM yang diberlakukan kepada rakyatnya sendiri harus sama dengan harga minyak mentah yang ditentukan di New York? Mengapa Wapres mengatakan bahwa yang dinamakan subsidi sama dengan uang tunai yang harus dikeluarkan oleh pemerintah, sedangkan istilah “subsidi” yang dipakai oleh pemerintah artinya perbedaan antara harga minyak internasional yang ditentukan oleh NYMEX dengan yang diberlakukan untuk rakyat Indonesia. Mengapa tidak disebut “perbedaan harga”?

Dan mengapa perbedaan harga yang tidak sama dengan pengeluaran uang tunai dikatakan sama? Mengapa untuk membuktikan ini data dari pembukuan Pertamina maupun dari pembukuan Departemen Keuangan tentang minyak tidak terbuka untuk umum? Bukankah minyak milik rakyat? Mengapa rakyat tidak boleh mengetahui? Mengapa beberapa fraksi di DPR yang ingin mengetahui dengan cara menggunakan hak angketnya diblokir oleh fraksi-fraksi yang dapat dipengaruhinya?

Mengapa Blok Cepu diserahkan kepada Exxon Mobil dalam bentuk seperti sekarang ini? Mengapa tidak dikerjakan oleh Pertamina sendiri? Apakah Wapres juga sependapat dengan mereka yang mengatakan bahwa tidak mungkin dikerjakan oleh bangsa Indonesia sendiri karena bangsa Indonesia korup dan tidak mampu? Kalau tidak, apa pula alasannya ikut menyetujui menyerahkan Blok Cepu kepada Exxon Mobil? Mengapa Exxon Mobil begitu ngotot sampai menggunakan kekuatan pemerintahnya, Menteri Luar Negerinya, Duta Besarnya dan bahkan Presidennya untuk menekan Indonesia supaya menyerahkan eksploitasi kepada Exxon Mobil?

Apa pula kalau bukan laba sangat besar yang sudah dilihat oleh Exxon Mobil? Maka kalau dikerjakan sendiri sepenuhnya oleh bangsa Indonesia, laba besar yang akan jatuh ke Exxon Mobil jatuh ke tangan bangsa Indonesia. Mendengar argumen ini terus mengatakan tidak mungkin, karena bangsa Indonesia korup dan tidak mampu. Rizal Malarangeng bahkan menulis di majalah Tempo bahwa yang menginginkan Blok Cepu dikerjakan sendiri oleh bangsa Indonesia otaknya harus diperiksa oleh Clifford Geertz. Setujukah Wapres dengan Rizal Malarangeng? Tahukah Wapres bahwa Rizal Malarangeng anggota penting dari Mega Center?

Sadarkah Wapres bahwa ketika harga bensin premium dinaikkan menjadi Rp 4.500 per liter, sudah ekivalen dengan US$ 61,55 per barrel kalau nilai rupiah sama dengan Rp 10.000 per dollar AS? Waktu itu harga minyak mentah yang ditentukan NYMEX US$ 60 per barrel. Sadarkah Wapres bahwa kebijakan yang didasarkan atas mekanisme pasar di New York ini oleh Mahkamah Konstitusi dinyatakan bertentangan dengan Konstitusi? Sadarkah Wapres bahwa Mahkamah Konstitusi menyatakan UU tentang Migas bertentangan dengan Konstitusi?

Sadarkah Wapres bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi ini sama sekali tidak digubris, dan surat Ketua Mahkamah Konstitusi yang mengingatkan bahwa kebijakan menaikkan harga BBM terakhir mengacu pada pasal yang paling krusial dalam UU Migas yang sudah dinyatakan bertentangan dengan Konstitusi?

Mengapa ini dianggap penting oleh sangat banyak orang? Karena kenaikan harga BBM terakhir sudah membuat rakyat sangat-sangat sengsara. Membuat banyak paberik tutup. Membuat petani tidak memperoleh pupuk. Membuat PLN rugi yang lalu disubsidi. Mengapa listrik disubsidi dengan uang tunai, sedangkan kenaikan harga BBM didasarkan atas kata “subsidi” yang tidak ada uang keluar, melainkan perbedaan harga atau hanya opportunity loss? Apakah Wapres juga nurut saja 100% yang diajarkan oleh Kartel IMF tanpa peduli rakyat akan busung lapar atau tidak?

Saya akan terus mengkritik dalam bidang substansi. Banyak hal lain yang salah kaprah. Maka maukah Wapres berdebat dengan saya di depan publik melalui TVRI supaya seluruh rakyat Indonesia dapat menyaksikannya?
http://www.myrmnews.com/indexframe.php?url=situsberita/index.php?pilih=lihat2&id=82

No comments: