Sunday, February 11, 2007

Pengalaman-ku

Ada kebiasaan klo ngomong dengan orang yang lebih tua cenderung lebih ati-ati, yang jadi masalah bagaimana menyampaikan sesuatu untuk bisa dimengerti olehnya(lawan bicaraku yg lebih tua dariku maksudnya), dengan tanpa mengurangi rasa hormat, tanpa kesan menggurui. Pengalaman hidupnya kan lebih banyak dibandingkanku (terlepas pengalaman baik atau buruk).
Pengalaman ini aku alami beberapa hari yang lalu, Ribetnya lagi "Emang sang Bapak tersebut sangat buta dengan bahan training", kasian, iba, galau, rasa dak enak hati terbersit di hatiku. Dari 2 jam jadwal yang ditentukan, akhiranya molor 7 jam lebih (biasanya cuman molor 15 menit kok), hanya untuk ajari 1 orang (Private deh), akhirnya sampe rumah jam 1 pagi lagi.

Memang ada kepuasaan tersendiri buatku bisa ajari mereka dan mereka mengerti, itung2 amal kali ya, hahaha...haha.. mungkin klo sebaya denganku, atau lebih muda dariku susah untuk bisa kontrol eSm0aSi secara stabil. Akhirnya emang aku berhasil melakukan sesuatu yang beda kali ini, paling tidak aku bisa membuat lawan bicaraku mengerti akan maksudku, dengan membuatnya mengerti akhirnya jadi bisa tukar pikiran deh.

Ternyata kejadian ini terulang lagi, Dikamarku kedatangan Tamu "pensiunan BUMN", batak asli pula lagi, karena ngomongnya nyambung entah mengapa malah CURHAT dia, Ups.. jadi tempat curhat nih, Katanya dia sering menemukan anak-anak muda yang "KURANG-AJAR", apa maksudnya Om... tanyaku, terkadang mereka dak tau berhadapan dengan siapa? kebanyakan sok tau lah, atau sok hebatlah, atau apalah, katanya dengan mimik serius. Ironisnya mereka itu bawahan saya tambahnya(busyet).

Wah separah itu ya(tanyaku dalam hati), akhirnya aku coba untuk larikan pembicaraan dengan topik "BATAKnisss", hehehee.. rasis deh. soalnya dak-ada-solusi buat curhatannya, dan aku berhasil, akhirnya sampe pagi lagi deh ngolor ngidulnya (ketik C spasi D dibaca Cape Deh...)
Tanpa terasa kami uda bahas banyak hal, yang buat kami terpingkal-pingkal, tanpa sadar ada beda usia yang sangat jauh diantara kami, lucunya ternyata malah dia yang banyak nanya, hehehe ... tanyaku lagi dalam hati, apa komentar anak istrinya ya besok.

Sejenak lamunanku datang "Satu sisi kehidupan ternyata sedang aku jalani", paling tidak aku bisa turut mewarnai keragaman alam semesta ini, dengan sosialisasi lingkungan, teman, kantor atau dengan siapapun, bersama dengan apresisiasi yang hangat. Memang aku punya banyak teman dari berbagai macam golongan, tapi apakah aku berarti buat mereka, atau adakah dampak positifku buat mereka? atau malah selama ini telah nyebelin mereka.
Adakah kata yang lebih sederhana untuk menyampaikan arti "SEDERHANA" ? Kenyataan, warna hidup emang sederhana kok, Jauh lebih baik melakukan hal-hal kecil dengan hasil maksimal, daripada melakukan rencana besar tapi hasil minimum. Apa hubungannya ya ...??? Dengan menjadi teman bicara yang nyambung, menurutku mungkin telah menjadi sangat berarti bagi sang kedua Bapak-tua tersebut(ini maksudku dgn kesederhanaan). Hal ini yang kulihat dari ekspresi wajah mereka, ada kepuasan atau apalah istilahnya.

Namun kedua orang yang beda itu menayakan hal yang sama, Kapan nikah? entar lupa lho ..., pertanyaan yang selalu kujawab dengan tawa atau senyum. Mungkin ini pertanyaan yang ke 170 triliun deh(istilah TUKUL). Kali itu, sejenak aku mikir, ini perhatian atau anjuran atau hanya sekedar ingin tahu atau apa ya? hehe.... deh... BTW:Selamat buat teman-teman yang uda nikah ya .....

Jadi teringat perjalanan di bandung, waktu itu aku menemukan sepasang tua yang sedang istirahat dengan gerobak barang bekas mereka, didalam taksi yang melaju di jalur satu arah aku berpikir, di Bandung kan banyak pengemis? Tapi entah mengapa aku kepikiran terus akan mereka. Pak rada pelan ya jalannya, pintaku ke Pak Supir yang akhirnya aku minta berhenti sebentar. Akhirnya aku jalan balik arah, ke arah sepasang sejoli-tua itu, aku berniat potret mereka dgn MOBILE-ku tapi dak jadi (dak tega), akhirnya aku hanya melewati mereka, dan balik arah lagi ke arah taksiku sembari perhatikan mereka. setelah aku berjalan sejauh mungkin, seolah-olah aku tertahan yang akhirnya aku kembali mendekati mereka berdua. Sekian detik aku amati mereka istirahat dengan tenang disampng gerobaknya, lalu aku buka dompet berikan "SEBERAPA-AJA". Aku tempuk Pundak sang Pak-Tua, Pak ini nambahin ya kataku, sekilas aku melihat ekspresi BINGUNGnya, aku dak kuat lihat mereka sembali menyalam keduanya aku minta pamit. Di dalam taksi aku juga menemukan ekspresi wajah yang beurubah dari sang SUPIR, lanjut Pak ke Kt.Kembang (pusat DVD bajakan) pintaku ke Pak Supir.

Sampai sekarang aku masih ingat ekspresi raut wajah-wajah sukacita orang-orang tua yang pernah berbincang denganku, atau yang pernah sekedar berpapasan(sepasang pengemis tua di bdg). zz....zz.....

No comments: