Monday, January 23, 2006

d i v a

Terkenal itu kini sebuah cita-cita, di samping jadi dokter dan insinyur tampaknya. Meski sejuta keluhan karena kehidupan pribadi sering kali terganggu gara-gara terkenal, ternyata tak mengandaskan antusias banyak orang untuk jadi populer. Sampai-sampai istilah selebriti, socialite, dan diva yang merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada seseorang sekarang diperlakukan sebagai profesi.

Itu mengingatkan saya pada kehadiran kartu kredit platinum yang awal penerbitannya didasarkan dengan satu ungkapan by invitation only sekarang malah dibuat massal sehingga rakyat biasa pun bisa merasa seperti konglomerat atau public figure yang merupakan target kartu ini sesungguhnya. Memang benar, hidup itu penuh kejutan.

Jalan terbuka menjadi populer memang disediakan bagi mereka yang berani menjajalnya tanpa ragu. Apalagi fasilitasnya tersedia. Sejuta media siap mendorong mereka. Entah mendorong maju atau ke tepi jurang, itu urusan medianya. Dan, buku petunjuk jadi kondang sudah tersedia di toko buku. Ini sebuah alternatif, terutama bagi mereka yang tak punya kesempatan (dapat juga dibaca: malas) sekolah tinggi, tetapi mendatangkan penghasilan lumayan tinggi.

Beberapa bintang muda malah setelah akting beberapa kali baru berkeinginan belajar akting sebenar-benarnya. Yang baru menang dari kontes menyanyi bisa jadi model terus main film. Yang lenggak-lenggok di catwalk, jadi bintang iklan, terus main film, dan jadi presenter. Bahkan yang sudah mengaku blak-blakan tak berbakat pun diyakinkan oleh sang sutradara ia berbakat.

Di bawah ini ada tiga gelar yang diberikan kepada seseorang dan tak bisa didapat dengan belajar di universitas penuh harapan.

Diva adalah kata berasal dari bahasa Italia yang berarti dewa perempuan. Dalam bahasa Latin disebut divus yang artinya the divine one. Istilah ini ditujukan untuk penyanyi opera perempuan (soprano umumnya), meski sekarang dipakai juga untuk menunjukkan seorang perempuan yang populer dalam kategori non-operatic works.

Terminologi ini aslinya ditunjukkan untuk a woman of rare, outstanding talent, meski sekarang istilah ini juga ditujukan untuk seorang wanita dengan talenta yang masuk kategori ya… cuma gitu deh. Di Inggris, Diva adalah majalah terkemuka bagi kelompok perempuan pencinta perempuan, dan di dunia gulat berarti pegulat wanita.
”Socialite” adalah seorang perempuan—umumnya muda (ini tidak dimaksudkan perempuan separuh baya yang operasi plastik)—terkemuka dan dianggap figur yang berpengaruh. Pengaruh ini bukan berasal dari pencapaian karier artistik, misalnya, ataupun tingginya status sosial mereka. Tetapi, kecemerlangan yang berasal dari dalam dirinya sendiri, berupa kecantikan, kecerdasan, selera seni dan memiliki inherited wealth. Beberapa hal yang dapat menjadi nilai tambah adalah memiliki pribadi yang menarik, mampu mengilhami, atau persuasif. Terakhir, sosoknya dapat ditemui di berbagai kegiatan sosial.

Selebriti adalah seorang yang dikenal luas dalam kehidupan sosial. Kata ini berasal dari bahasa Latin, celebritas. Kata sifatnya adalah celeber yang berarti terkenal (celebrated). Meski bukan satu-satunya prasyarat, tetapi terkenal adalah hal yang utama. Terkenal bisa saja terjadi pada pelaku kriminal sekalipun, tetapi mereka bukan celebrity. Karena pada umumnya celebrity (manusianya) dengan senang hati memamerkan keadaannya (wajahnya terutama) di berbagai media, sementara pelaku kejahatan (manusianya) memiliki kondisi sebaliknya. Budaya selebriti ini awalnya terbatas hanya untuk kalangan bangsawan, kemudian berkembang ke berbagai disiplin profesi, bahkan seorang akademia sekalipun (disebut sebagai scilebrities).

No comments: